Sabtu, 19 April 2014

Kelompok 11
Ketua : Novemina Angelita (131301028) http://13028na.blogspot.com/
Anggota : 
  • Maimunah (131301018) http://13018mm.blogspot.com/
  • Siti Khalida Ilmi (131301062) http://13062ilmidly.blogspot.com/
  • Indri Diani (131301128) http://13128id.blogspot.com/


Evaluasi:
A. Proses Pelaksanaan Observasi
Pada tanggal 27 Maret 2014, Novemina Angelita dengan Desy Awalia, ketua kelompok 13, pergi mencari sekolah untuk tugas observasi kami. Kami berencana untuk mengobervasi sekolah yang sama, namun berbeda tingkatan kelasnya. Mereka  pergi ke SDN 068083 Medan yang berada di Jl. Kemuning. Kebetulan kepala sekolahnya sedang berada di sekolah dan memberikan izin untuk melakukan observasi walaupun pada saat itu mereka tidak membawa surat izin, namun menyuruh mereka memberikan  surat izin secepatnya.
Tanggal 28 Maret 2014 kami melaksanakan observasi tersebut dan berjanji untuk kumpul sekitar jam 7.30, namun pada saat itu saya ketepatan tidak bisa datang tepat waktu karena harus menunggu adik saya pergi sekolah terlebih dahulu. Jadi saya tiba di SDN 068083 sekitar jam 08.15 dan ternyata teman-teman saya sudah melaksanakan observasi terlebih dahulu. Kami melakukan observasi di kelas 1. Kami mencatat dan merekam bagaimana dinamika pembelajaran antara guru dan murid, bagaimana interaksi diantara mereka, dan metode pengajarannya.
Observasi kami lakukan dengan menganalisis teori belajar yang relevan dan teori perkembangan pada middle childhood, karena observasi ini kami lakukan pada murid kelas 1.

Berikut ini adalah pembagian tugas di dalam kelompok kami:
  • Meminta izin kepada pihak sekolah (Novemina Angelita)
  • Merekam interaksi siswa dan guru (Novemina Angelita)
  • Dokumentasi sekolah (Indri Diani dan Maimunah)
  • Mencatat hasil observasi (Indri Diani dan Siti Khalida Ilmi)
  • Membuat laporan observasi ( Maimunah, Siti Khalida Ilmi, dan Novemina Angelita)
  • Menyusun hasil dokumentasi (Indri Diani)
  • Menyusun slide laporan observasi (Novemina Angelita dan Maimunah)
  • Membuat evaluasi hasil observasi (Novemina Angelita, Maimunah, Indri Diani, dan Siti Khalida Ilmi)

Sebelum mengobservasi, kita harus mengetahui bagaimana cara mengajar yang efektif,  karna mengajar adalah hal yang kompleks maka guru harus menguasai beragam perspektif serta strategi, dan mengaplikasikannya dengan fleksibel.
 Ada 2 hal yang harus dimiliki oleh guru :
1.      pengetahuan dan keahlian professional
maksudnya adalah seorang guru harus menguasai materi pelajaran dan keahlian/keterampilan dalam mengajar, guru harus mengetahui bagaimana cara berkomunikasi dan memotivasi murid-murid yang beragam budaya nya.
2.      komitmen dan motivasi
komitmen dan motivasi ini dibutuhkan oleh guru agar dapat melewati masa-masa sulit dan melelahkan dalam mengajar, guru yg efektif memiliki kepercayaan diri terhadap kemampuannya sendiri sehingga tidak akan membiarkan emosi negative melemahkan motivasinya.

Teori perkembangan
-          perkembangan kognitif : Operational Kongkrit (711), penggunaan logika yang memadai. Tahap ini telah memahami operasi logis dengan bantuan benda konkrit.kami akan menganalisis berdasarkan periode perkembangan, yaitu pada middle childhood (masa sekolah dasar) di mulai dari usia 6 tahun sampai 11 tahun, pada tahap ini anak mulai menguasai keahlian membaca, menulis, dan menghitung. Prestasi menjadi tema utama dari kehidupan anak dan mereka semakin mampu mengendalikan diri, ini dapat terlihat ketika ibu guru memberikan tugas lalu mereka mengerjakan di buku tulis, ketika ibu guru mengatakan “siapa yang bisa menulis kata menyapu di papan tulis ibu kasih nilai 100” lalu mereka semua berteriak dan mengacungkan tangan keatas sambil berlari menuju meja guru, mereka berebut untuk bisa menuliskan nya di papan tulis dan mendapat nilai 100, lalu ibu guru mengintruksikan siapa yang duduk rapi, dia yang boleh menuliskannya kedepan, dan mereka pun berebut untuk duduk yg rapi, ini membuktikan bahwa pada tahap ini prestasi memang menjadi tema utama dari kehidupannya dan mereka mampu mengendalikan diri. Di periode ini mereka berinteraksi dengan dunia social yang lebih luas di luar keluarganya.

-          Periode perkembangan emosional yaitu masa transisi dari early childhood ke middle childhood: saat anak menjalani transisi ke sekolah dasar, mereka akan berinteraksi dan mengembangkan hubungan dengan teman-teman di lingkungan barunya, dan lingkungan nya itu akan membentuk pemahaman tentang diri mereka.

-          Perkembangan psikososial
Hal tersebut berkaitan dengan perkembangan dan perubahan emosi individu. J. Havighurst mengemukakan bahwa setiap perkembangan individu harus sejalan dengan perkembangan aspek lain seperti di antaranya adalah aspek psikis, moral dan sosial. Menjelang masuk SD, anak telah Mengembangkan keterampilan berpikir bertindak dan pengaruh sosial yang lebih kompleks. Sampai dengan masa ini, anak pada dasarnyaegosentris (berpusat pada diri sendiri) dan dunia mereka adalah rumah keluarga, dan taman kanakkanaknya.
Pendidikan yang sesuai secara perkembangan, yaitu pendidikan yang didasarkan pada pengetahuan perkembangan khas dari anak-anak dalam rentang usia dan keunikan anak. Pengetahuan ini dapat di jadikan pedoman bagi guru dalam mempersiapkan lingkungan belajar, anak-anak akan berkembang dengan sangat baik jika mereka merasa aman secara psikologis. Perkembangan anak juga akan meningkat ketika dia diberikan kesempatan untuk mempraktikkan keahlian baru dan merasakan tantangan diluar kemampuan mereka saat itu, dalam hal ini diharapkan orang-orang dewasa yang berada disekitarnya memberikan dorongan kepada anak agar mau belajar dan tidak menyerah karna anak-anak adalah pembelajar yang aktif dan harus didorong untuk membangun pemahaman dunia di sekitarnya.

Teori belajar
Pembelajaran adalahpengaruh permanen atas perilaku, pengetehuan, dan keterampilan berpikir yang diperoleh dari pengalaman.
-          Behavior
perilaku harus dijelaskan melalui pengalaman yang dapat diobservasi, pandangan behavioral ini merupakan pembelajaran asosiatif,  yang dapat kami observasi di dalam kelas 1 SD :
1.      Operant Conditioning
Bentuk pembelajaran dengan konsekuensi-konsekuensi yang memungkin kan perilaku untuk di ulangi atau di hapuskan.
Contoh ; murid menjawab pertanyaan dari guru dengan benar, guru memberikan nilai 100 sehingga murid merasa senang dan termotivasi untuk menjawab dengan benar lagi.

-          Modelling
Bentuk pembelajaran dengan cara mengamati, lalu menirukan perilaku.
Contoh: guru membacakan kalimat yang ada di dalam buku bahasa Indonesia, murid menirukan kalimat tersebut.

b. Evaluasi hasil observasi di kelas

 1Di kelas
 interaksi/ komunikasi antara murid dan guru berjalan dengan baik sehingga proses pembelajaran juga berjalan dengan baik. Cara berbicara guru keras dan jelas untuk dapat menarik perhatian murid-murid.

2. Setting ruangan kelas
Tata letak ruang sama seperti sekolah lain pada umumnya, di dalamnya terdapat alat-alat belajar seperti black-white board, lemari buku, meja dan kursi, alat-alat tulis seperti spidol dan kapur, serta terdapat hiasan dinding seperti peta, gambar pahlawan, foto presiden dan wakilnya

3.Setting lokasi sekolah
Jumlah ruangan ada 6, dipakai untuk kelas pagi dan siang. Halaman sekolahnya kecil karna halaman sekolah nya dibagi 2 dengan sekolah SDN yang ada tepat di depan SDN 068083.

Karakteristik Anak SD
1. Karakteristik anak usia SD adalah senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok, serta senang merasakan/ melakukan sesuatu secara langsung. Oleh karena itu, guru hendaknya mengembangkan pembelajaran yang mengandung unsur permainan, memungkinkan siswa berpindah atau bergerak dan bekerja atau belajar dalam kelompok, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam pembelajaran.

a. Anak SD Senang Bermain.
Karakteristik ini menuntut guru SD untuk melaksanakan kegiatan pendidikan yang bermuatan permainan lebih – lebih untuk kelas rendah.Guru SD seyogyanya merancang model pembelajaran yang memungkinkan adanya unsur permainan di dalamnya. Guru hendaknya mengembangkan model pengajaran yang serius tapi santai. Penyusunan jadwal pelajaran hendaknya diselang saling antara mata pelajaran serius seperti IPA, Matematika, dengan pelajaran yang mengandung unsur permainan seperti pendidikan jasmani, atau Seni Budaya dan Keterampilan (SBK).

b.  Anak SD Senang Bergerak.                                                                       
Orang dewasa dapat duduk berjamjam, sedangkan anak SD dapat duduk dengan tenang paling lama sekitar 30 menit.Oleh karena itu, guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak berpindah atau bergerak.Menyuruh anak untuk duduk rapi untuk jangka waktu yang lama, dirasakan anak sebagai siksaan.

c.  Anak usia SD Senang Bekerja dalam Kelompok.
Anak usia SD dalam pergaulannya dengan kelompok sebaya, mereka belajar aspek-aspek yang penting dalam proses sosialisasi, seperti: belajar memenuhi aturan-aturan kelompok, belajar setia kawan, belajar tidak tergantung pada diterimanya dilingkungan, belajar menerimanya tanggung jawab, belajar bersaing dengan orang lain secara sehat (sportif), mempelajarai olah raga dan membawa implikasi bahwa guru harus merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam kelompok, serta belajar keadilan dan demokrasi. Karakteristik ini membawa implikasi bahwa guru harus merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam kelompok. Guru dapat meminta siswa untuk membentuk kelompok kecil dengan anggota 34 orang untuk mempelajari atau menyelesaikan suatu tugas secara kelompok.

d. Anak SD Senang Merasakan atau Melakukan/memperagakan Sesuatu Secara
Langsung.
Ditunjau dari teori perkembangan kognitif, anak SD memasuki tahap operasional konkret. Dari apa yang dipelajari di sekolah, ia belajar menghubungkan konsep-konsep baru dengan konsepkonsep lama. Bagi anak SD, penjelasan guru tentang materi pelajaran akan lebih dipahami jika anak melaksanakan sendiri (membuat contoh-contoh yg sesuai dengan pengalamannya), sama halnya dengan memberi contoh bagi orang dewasa. Dengan demikian guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Sebagai contoh anak akan lebih memahami tentang arah mata angin, dengan cara membawa anak langsung keluar kelas, kemudian menunjuk langsung setiap arah angin, bahkan dengan sedikit menjulurkan lidah akan diketahui secara persis dari arah mana angina saat itu bertiup.

Kesimpulan Observasi :
Dari hasil observasi yang kami lakukan di kelas 1 SD 068083 dapat kami simpulkan bahwa metode pembelajaran yang di terapkan sudah sesuai pada perkembangan anak, seperti metode pembelajaran operant conditioning dan modeling.
Demikian evaluasi hasil observasi psikologi pendidikan kelompok 11, kami sangat berterimakasih kepada ibu S.Nasution, SPdi  selaku kepala sekolah dan ibu wali kelas 1 SDN 068083 Medan yang telah mengizinkan kami melakukan observasi dalam rangka pemenuhan tugas mata kuliah psikologi pendidikan. Terimakasih atas perhatiannya, semoga hasil observasi ini dapat meningkatkan pemahaman kita tentang psikologi pendidikan.

sumber tulisan:
jurnal psikologi perkembangan middle childhood (karakteristik siswa SD.pdf) oleh sugiyanto
Buku psikologi pendidikan edisi kedua John W. Santrock

Tidak ada komentar:

Posting Komentar